Minggu, 07 Juni 2015

KONSELING PERSALINAN

MATERI KONSELING PADA IBU BERSALIN

MATERI KONSELING PADA IBU BERSALIN

A.     Keluhan klien pada kala I
a.      Fase Laten (Dilatasi serviks 0 – 3 cm)
Keluhan-keluhan pada fase laten:
·         Ibu merasa seperti kram nyeri haid yang ringan
·         Nyeri punggung bawah yang tumpul, sensasi rahim yang tegang
·         Keluarnya mucus dan lendir berdarah sedikit
·         Diare
·         Kemungkinan ketuban pecah
·         Ambulasi tanpa kesulitan
·         Nyeri ringan sampai dengan sedang yang seiring dengan kontraksi rahim

b.      Fase Aktif (Dilatasi serviks 4 – 10 cm)
Keluhan-keluhan pada fase aktif:
·         Akselerasi mulai banyak keluar lendir bercampur darah
·         Kemungkinan ketuban pecah
·         Nyeri punggung bawah persisten pada posisi oksiput AP
·         Ambulasi tanpa kesulitan
·         Slope-nyeri sedang sampai dengan berat yang seiring dengan kontraksi rahim

B.      Kondisi/Permasalahan klien
Klien akan merasakan rasa nyeri yang berlebihan dikarenakan rasa takut, serta kecemasan akan bahaya persalinan.
Teknik dukungan untuk mengurangi rasa nyeri
·         Kehadiran pendamping selama masa persalinan, sentuhan penghiburan dan dorongan orang yang mendukung berperan besar dalam proses persalinan.
·         Perubahan posisi dan pergerakan, bantu klien untuk menemukan posisi senyaman mungkin.
·         Sentuhan dan massage, relaksasi sentuhan dari pasangan sangat membantu ibu agar tetap tenang selama proses persalinan.
·         Pengeluaran suara atau teknik pernafasan yang tepat dapat mengurangi rasa sakit persalinan, minta klien untuk menarik nafas dalam-dalam dan teratur dan keluarkan melalui mulut


C.      Pengertian Persalinan
·         Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 1998 : 157 ).
·         Persalinan merupakan proses alamiah, tetapi meskipun proses alamiah, tidak semua ibu bersalin mampu beradaptasi dengan persalinan terutama pada kala I (kala pembukaan) yang menimbulkan nyeri hebat bagi si ibu.
·         Persalinan kala II adalah persalinan yang ditandai dengan gejala dan tanda telah terjadi pembukaan lengkap, tampak bagian kepala janin melalui bukaan introitus vagina, ada rasa ingin mengedan saat kontraksi, ada dorongan pada rektum atau vagina, perinium telihat menonjol, vulva dan springter ani membuka, peningkatan pengeluaran lendir dan darah.

D.     Tujuan Asuhan Persalinan
·         Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi. (Saepudin, 2007:2010)
·         Mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal. (IBI, 2003)

E.      Tanda-Tanda Persalinan
·         Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat sering dan teratur.
·         Keluarnya lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.
·         Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
·         Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar, pembukaan telah ada dan setresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody show).
·         Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala janin turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida.
·         Lightening pada multipara tidak begitu terlihat.
·         Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
·         Perasaan ingin sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
·         Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang- kadang di sebut false labor pains”.

F.       Sebab-sebab Mulainya Persalinan
Sebab yang mendasari terjadinya partus secara teoritis masih merupakan kumpulan teoritis yang kompleks, teori yang turut memberikan andil dalam proses terjadinya persalinan antara lain: teori hormonal, prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi, hal inilah yang diduga memberikan pengaruh sehingga partus dimulai.
A.        Penurunan Kadar Progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meningkatkan kontraksi otot rahim. Selama kehamilan, terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul HIS.
B.      Teori Oksitosin
Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim.
C.      Peregangan Otot-Otot
Dengan majunya kehamilan, maka tereganglah otot-otot rahim sehingga timbulah kontraksi untuk mengeluarkan janin.
D.     Pengaruh Janin
Hipofise dan kadar suprarenal janin rupanya memegang peranan penting, oleh karena itu pada ancephalus kelahiran sering lebih lama.
E.      Teori Prostaglandin
Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke-15 hingga aterm terutama saat persalinan yang menyebabkan kontraksi miometrium (Mochtar. 1983:223)

G.     Tahapan Persalinan (Kala I, II, III, IV)
·         Kala I
                        Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan servik hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I dibagi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
Fase laten persalinan dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap, pembukaan serviks kurang dari 4 cm, biasanya berlangsung hingga dibawah 8 jam.
            Pada Fase Aktif Persalinan frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih), serviks membuka dari 4 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga pembukaan lengkap (10 cm), terjadi penurunan bagian terbawah janin.
·         Kala II (Proses Lahirnya Janin)
                        Gejala dan tanda kala II, telah terjadi pembukaan lengkap, tampak bagian kepala janin melalui bukaan introitus vagina, ada rasa ingin meneran saat kontraksi, ada dorongan pada rektum atau vagina, perinium terlihat menonjol, vulva dan springter ani membuka, peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
                        Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada premi dan 1 jam pada multi. Pada kala pengeluaran janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan, karena tekanan pada rektum ibu rasa seperti mau buang air besar dengan tanda anus membuka. Pada waktu HIS kepal janin mulai kelihatan, vulva membuka, perinium membuka, perinium meregang. Dengan adanya HIS ibu dipimpin untuk mengedan, maka lahir kepala diikuti oleh seluruh badan janin.
                        Komplikasi yang dapat timbul pada kala II yaitu: eklamsi, kegawatdaruratan janin, tali pusat menumbung, penurunan kepala terhenti, kelelahan ibu, persalinan lama, ruptur uteri, distosia karena kelainan letak, infeksi intra partum, inersia uteri, tanda-tanda lilitan pusat.

·           Kala III
                        Batasan kala III, masa setelah lahirnya bayi dan berlangsungnya proses pengeluaran plasenta tanda-tanda lepasnya plasenta: terjadi perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang atau terjulur keluar melalui vagina atau vulva, adanya semburan darah secara tiba-tiba. Kala III berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi utnuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 menit sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah. Komplikasi yang dapat timbul pada kala III adalah perdarahan akibat atonia uteri, retensio plasenta, perlukaan jalan lahir, tanda gejala tali pusat.
·        Kala IV
                        Dimulainya dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum. Komplikasi yang dapat timbul pada kala IV: sub involusi dikarenakan oleh uterus tidak berkontraksi, perdarahan yang di sebabkan oleh atoniauteri, laserasi jalan lahir, sisa plasenta.

·      Lamanya Persalinan
                        Lamanya persalinan tentu berlainan bagi primigravida dan multigravida, untuk primigravida kala I : 12,5 jam, kala II : 80 menit, kala II : 10 menit, kala IV 14 jam sedangkan multigravida kala I : 7 jam 20 menit, kala II : 30 menit, kala III : 10 menit, kala IV : 8 jam.

H.     Asuhan Sayang Ibu dan Sayang Bayi
Asuhan sayang ibu dan bayi adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan ibu. Membayangkan asuhan sayang ibu/ASI adalah dengan menanyakan pada diri kita sendiri “apakah asuhan seperti ini yang saya inginkan untuk keluarga saya yang sedang hamil”. Salah satu prinsip asuhan sayang ibu adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama persalinan. Beberapa contoh penerapa asuhan sayang ibu saat persalinan adalah:
·                Panggil ibu sesuai nama, hargai dan perlakukan ibu sesuai martabatnya
·                Jelaskan asuhan yang akan diberikan sebelum memulai asuhan
·                Jelaskan proses persalinan pada ibu dan keluarga
·                Anjurkan ibu bertanya, membicarakan rasa takut/khawatirnya dan dengarkan
·                Anjurkan ibu ditemani keluarga/suaminya
·                Anjurkan suami dan keluarga bagaimana cara memperhatikan dan mendukung ibu
·                Lakukan praktik pencegahan infeksi/ PI yang baik secara konsisten
·                Ibu dipimpin meneran dalam posisi yang diinginkan
·                Anjurkan ibu minum dan makan makanan ringan bila menginginkan
·                Hargai privacy ibu
·                Hargai dan perbolehkan praktik tradisional yang tidak merugikan
·                Hindari tindakan yang tidak ada indikasinya
·                Bayi diberikan pada ibu untuk dipeluk segera setelah lahir
·                Membantu memulaai pemberian ASI dalam ½ jam pertama kelahiran
·                Siapkan rencana rujukan (kalau perlu)
·                Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi (bahan, perlengkapan, dan obat) yang diperlukan dengan baik
·                Ibu boleh berjalan-jalan sampai pembukaan lengkap
·                Episiotomi pada janin gawat
·                Bidan mengupayakan kenyamanan ibu selama proses persalinan
·                Bayi ditaruh di atas perut ibu segera setelah lahir
·                Tidak melakukan pengisapan lendir segera setelah bayi lahir secara rutin
·                Segera mengeringkan bayi setelah lahir
·                Tidak langsung memandikan bayi segera setelah lahir
·                Menutup kepala bayi segera setelah lahir dan dikeringkan

I.        Posisi Saat Meneran
a.      Jongkok
Posisi ini dapat membantu mempercepat kemajuan persalinan kala dua dan mengurangi rasa nyeri yang hebat.
b.      Merangkak atau miring ke kiri
Posisi ini seringkali merupakan posisi yang baik bagi ibu yang mengalami nyeri punggung saat persalinan. Selain itu dapat membantu bayi melakukan rotasi dan peregangan minimal pada perineum. Berbaring miring ke kiri seringkali merupakan posisi yang baik bagi ibu jika kelelahan karena ibu bisa beristirahat dengan mudah diantara kontraksi. Posisi ini juga bisa membantu mencegah laserasi perineum.
c.       Setengah duduk
      Posisi ini seringkali nyaman bagi ibu dan ia bisa beristirahat dengan mudah diantara       kontraksi jika merasa lelah. Keuntungan dari posisi ini adalah memudahkan melahirkan      kepala bayi.

J.        Kebutuhan Ibu Selama kala II
·         Kebersihan
Praktik terbaik pencegahan infeksi pada kala II persalinan diantaranya adalah melakukan pembersihan vulva dan perineum menggunakan air matang (DTT). Gunakan gulungan kapas atau kassa yang bersih, bersihkan mulai dari bagian atas kearah bawah (dari bagian anterior vulva kearah rektum) untuk mencegah kontaminasi tinja. Letakkan kain bersih dibawah bokong saat ibu mulai meneran. Sediakan kain bersih cadangan didekatnya. Jika keluar tinja saat ibu meneran, jelaskan bahwa hal itu biasa terjadi.
·         Pemberian Hidrasi
Selama dalam proses kelahiran ibu mengalami perubahan metabolisme, ibu banyak mengeluarkan CO2 karena ibu menangis atau bernapas cepat, ibu juga banyak mengeluarkan tenaga untuk mengedan sehingga ibu membutuhkan asupan minum dan makan agar ibu mempunyai tenaga dalam mengedan dan mencegah dehidrasi.
·         Mengosongkan Kandung Kemih
Anjurkan ibu berkemih setiap 2 jam atau lebih sering jika kandung kemih selalu terasa penuh. Jika diperlukan, bantu ibu untuk kekamar mandi. Jika ibu dapat berjalan kekamar mandi, bantu agar ibu dapat duduk dan berkemih diwadah penampung urin.
Alasan: kandung kemih yang penuh mengganggu penurunan kepala bayi, selain itu juga akan menambah rasa nyeri pada perut bawah, menghambat penatalaksanaan distosia bahu, menghalangi lahirnya plasenta dan perdarahan pasca persalinan.
Jangan melakukan kateterisasi kandung kemih secara rutin sebelum atau setelah kelahiran bayi dan/atau plasenta.
Alasan: selain menyakitkan, kateterisasi akan meningkatkan resiko infeksi dan trauma atau perlukaan pada saluran kemih ibu.
·         Membimbing Ibu Meneran
Anjurkan ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan alamiah selama kontraksi, jangan anjurkan untuk menahan napas pada saat meneran, anjurkan ibu ntuk berhenti meneran dan beristirahat diantara kontraksi, jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ibu mungkin merasa lebih mudah untuk  meneran jika ia menarik lutut kearah dada dan menempelkan dagu ke dada, anjurkan ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran, jangan melakukan dorongan pada fundus untuk membantu kelahiran bayi. Dorongan pada fundus meningkatkan distosia bahu dan ruptur uteri. Cegah setiap anggota keluarga yang mencoba melakukan dorongan pada fundus, dan memberikan dorongan berupa semangat ibu dalam meneran.

K.      Tanda-tanda Bahaya Persalinan
      Tanda bahaya bagi janin
a.      Tachycardia
b.      Bradycardia
c.       Deselerasi
d.      Meconium staining
e.      Hiperaktif
f.        Asidosis
            Tanda bahaya bagi ibu
a.      Perubahan tekanan darah
b.      Abnormalitas nadi
c.       Abnormalitas kontraksi
d.      Cincin retraksi patologis
e.      Abnormalitas kontur perut bawah
f.        Gelisah atau kesakitan




DAFTAR PUSTAKA

Yeyeh Ai Rukiyah., S.Si.T., dkk. 2009Asuhan Kebidanan II (Persalinan). Jakarta: Trans Info Media.

Asri Dwi Hdan Clervo Christine P. 2010Asuhan Persalinan Normal Plus Contoh Askeb dan Patologi PersalinanYogyakartaNuha Medika.                                           http://khairunnisasyuhada.blogspot.com/2013/06/materi-konseling-pada-ibu-bersalin.html




Tidak ada komentar:

Posting Komentar